Home » » tes

tes

Posted By pak satpam on Sabtu, 23 Februari 2013 | 14.44

tes


Sebentar Lagi, Astronot Bisa Cetak Makanan di Luar Angkasa

Posted:

NEW YORK, KOMPAS.com – Selama ini, para astronot di International Space Station bertahan dengan makanan kemasan yang variasi rasa dan bentuknya membosankan. Tapi, kebosanan itu bakal segera berlalu dengan adanya teknologi printer 3D.

Jeffrey Lipton, peneliti dari Cornell University, Amerika serikat, membuat printer 3D khusus yang digunakan untuk mencetak makanan. Printer itu diberi nama Fab@Home 3D Food Printer.

Mesin ini didesain agar mampu mencetak makanan dengan berbagai rasa dan tekstur, menyerupai makanan aslinya. Bahan dasar yang digunakan adalah suspensi hidrokoloid yang bisa dimakan dan penambah rasa.

Uniknya, printer bisa menyusun lapisan rasa makanan. Printer bisa meniru cara mulut merasakan beragam makanan.

Michelle Terfansky, astrnot dan peneliti dari University of Southern California mengatakan bahwa printer 3D bisa membuat makanan para astronot lebi menggairahkan. Saat ini, makanan mereka masih jauh dari ideal.

Ia menambahkan, printer 3D akan mampu mengurangi penggunaan ruang dan jumlah limbah yang dihasilkan dengan semakin sedikitnya wadah kosong yang harus dibersihkan.

Saat ini, beberapa kendala masih perlu dipecahkan. Lipton mengatakan, saat akan menciptakan makanan seperti keju mozarella atau jamur, rasanya memang mirip tetapi tetap terasa berbeda, belum seperti yang diharapkan. Kondisi itu disebut "the uncanny valley food".

Ke depan, tim peneliti berencana untuk menyempurnakan rasa dari makanan tiruan yang dihasilkan. Terfansky mengatakan, setelah soal rasa dipecahkan, barulah estetika digarap.

Diberitakan Discovery, Rabu (20/2/2013), diperkirakan butuh waktu 5 – 10 tahun bagi peneliti untuk menciptakan sebuah mesin cetak makanan 3D yang menghasilkan makanan tiruan yang sempurna. Kesulitanya juga banyaknya makanan yang kompleks. Sayur dan buah tentunya sulit ditiru.

Suzuki Ertiga Tancap Gas!

Posted:

DriveClub, Game PS4 Libatkan Supercar

Posted:

Yuk, Cuci Gratis Avanza di Akhir Pekan!

Posted:

Hyundai Cihampelas, dengan Fasilitas 3S dan Standar Global

Posted:

Merkurius Pernah Jadi Surga Lautan Magma

Posted:

KOMPAS.com — Data sains dari wahana NASA yang mengorbit Planet Merkurius, MESSENGER (MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging), memberi petunjuk bahwa planet ini pernah memiliki lautan magma.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti menganalisis data fluoresensi X-Ray dari wahana tersebut. Mereka mengindentifikasi adanya dua komposisi batu yang berbeda di permukaan planet. Muncul pertanyaan, proses geologi apa yang terjadi sehingga menghasilkan permukaan yang berbeda?

Untuk menjawabnya, tim dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mencipta ulang dua tipe batu tersebut di laboratorium. Masing-masing batu kemudian dipaparkan dengan temperatur dan tekanan tinggi untuk menstimulasi proses geologi yang beragam. Dari hasil percobaan, para peneliti menyadari hanya ada satu fenomena untuk menghasilkan dua komposisi tersebut dalam lautan magma.

Lautan magma yang luas menciptakan dua lapisan kristal, dipadatkan, yang akhirnya menghasilkan letusan magma di permukaan Merkurius. Hebatnya, menurut Timothy Grove sebagai profesor geologi di MIT, kondisi ini tidak terjadi kemarin.

"Lapisan ini mungkin berusia empat miliar tahun lalu, jadi lautan magma ini merupakan fitur purba," ujar Grove yang bersama beberapa peneliti lain mengeluarkan hasil peneliti ini dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters.

Ditambahkan Larry Nittler, staf peneliti dari Department of Terrestrial Magnetism di Carnegie Institution of Washington, AS, hasil penelitian ini merupakan petunjuk awal dari sejarah Merkurius. Meski nantinya akan ada perubahan kesimpulan melalui penelitian-penelitian lain, studi ini akan menjadi kerangka awal pemikiran dari data yang baru. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)

Bunga Bisa "Bicara" dengan Listrik

Posted:

BRISTOL, KOMPAS.com – Fakta baru yang ditemukan peneliti di University of Bristol mengungkapkan bahwa bunga terhubung dengan polinatornya tidak hanya melalui warna, bentuk, pola, dan wanginya. Bunga juga mampu "bicara" dengan polinatornya menggunakan energi listrik potensial.

Fakta ini terungkap dari hasil eksperimen yang dilakukan Daniel Robert, professor School of Biological Science, University of Bristol. Robert dan timnya menanam bunga petunia di daerah yang dilalui lebah pencari makan, kemudian mempelajari interaksi antara keduanya.

Robert menjelaskan, lebah memiliki muatan positif setelah terbang untuk beberapa waktu. Tumbukan lebah dengan molekul bermuatan di udara membuatnya kehilangan elektron. Bunga secara elektrik terhubung dengan tanah, mengalirkan listrik sangat lambat dan cenderung bermuatan negatif.

Peneliti mengamati lebah mendarat pada sebuah bunga. Interaksi lebah dan bunga membentuk medan listrik dan keduanya saling bertukar muatan lisrik. “Lebah dapat merasakan induksi gaya listrik,” kata Robert.

“Lebah dikenal dengan keajegannya, sekali mereka mendapat makanan dari satu jenis bunga. Sekali mereka mencari makan, mereka cenderung terus datang ke satu macam bunga itu hingga merasa apa yang didapatkan tak sebanding lagi," kata Robert.

Robert juga mengatakan, binga juga secara aktif berkomunikasi, memberitahukan pada lebah bahwa pasokan makanan yang dibutuhkan akan segera tersedia. “Ini adalah sebuah interaksi yang dinamis,” jelas Robert seperti dikutip Discovery, Rabu (20/2/2013).

Hasil penelitian ini dianggap menarik oleh Thomas Seeley, Kepala Departemen Neurobiologi dan Perilaku Cornell University. Penelitian ini membuka wawasan soal sistem indera lebah yang tak diduga eksis sebelumnya.

Masih diperlukan banyak penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai cara ‘komunikasi’ yang dilakukan oleh bunga terhadap makhluk hidup lain. Sangat mungkin terjadi perubahan medan listrik ketika bunga berinteraksi dengan manusia atau bahkan hewan lainnya seperti burung.

 

AISI Kecam Modifikasi Aliran Vandalisme

Posted:

Konsumen Marah, BMW Ditarik Sapi Keliling Kota

Posted:

Ini Bukti Keberhasilan NASA Mengebor Batu Mars

Posted:

Share this article :

0 komentar:

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kritik Media - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger